Metodologi Pembelajaran PAI





Metodologi Pembelajaran PAI
Mata Pelajaran PAI Madrasah Aliyah kelas X


  1. Metode Latihan (Drelling Methode)
a. Pengertian
Metode drill atau disebut latihan adalah suatu metode mengajar dimana siswa langsung diajak menuju ketempat latihan keterampilan / eksperimental, seperti untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dsb.[1]

b. Kegunaan Drill
1) Kecakapan motoris, misalnya : menggunakan alat-alat (music, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya).
2) Kecakapan mental, misalnya : Menghafal, menjumlah, mengalikan, membagi, dan sebagainya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill
Kelebihan Metode Latihan
-          Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
-          Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
-          Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
-          Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.
-          Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari
-          Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.

Kelemahan Metode Latihan
-          Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
-          Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
-          Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara otomatis.
-          Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru.

Usaha Mengatasi Kelemahan Metode Latihan

1. Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb.
2. Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai.
3. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama, pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan perbaikan, lalu penyempurnaan.
4. Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari hal-hal yang bersifat keterpaksaan.
5. Sifat latihan, yang pertama bersifat ketepatan kemudian kecepatan, yang keduanya harus dimiliki oleh peserta didik.[2]

d. Langkah-langkah metode drill (latihan)
  1. Harus diusahakan latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didik.
  2.  Latihan betul-betul diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian anak didik.
  3. Agar anak didik tidak ragu, maka anak didik lebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.

  1. Metode Proyek (Proyek Methode)
  2. Pengertian
Menurut Abdurrahman Shaleh metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari sebagai tema bahan pelajarannya, agar siswa tertarik untuk belajar.
Sedangkan menurut Roestiyah (1994: 81) metode proyek berarti rencana, suatu problem atau kesulitan, dan bentuk pengajaran dimana murid mengelola sendiri.

  1. Menurut Ahmadi (1997) langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode proyek sebagai berikut:
1.      Penyelidikan (exploration)
Guru mengajukan pertanyaan lisan, memberi keterangan singkat serta mengetes para pelajar mengenai pengetahuan mereka tentang mata pelajaran yang akan dipelajari.
2.       Penyajian bahan baru (presentation)
Dengan metode ceramah, guru memberikan garis besar tentang bahan pelajaran.
3.      Asimilasi/pengumpulan keterangan atau data
Para pelajar mencari informasi, keterangan atau fakta-fakta untuk mengisi pokok-pokok yang penting. Dalam langkah ini pelajar mencari data dari sumber-sumber unit (resource unit = sumber yang berisi berita, fakta, informasi dan sebagainya tentang unit yang sedang dipelajari).
4.      Mengorganisasikan data (organization)
Dalam langkah ini, pelajar dibawah pimpinan guru aktif mengorganisasikan data, fakta dan informasi, missal menggolongkan data, mengolah data untuk mengambil kesimpulan. Daya berpikir dan daya menganalisis memainkan peran penting dalam langkah ini.
5.      Mengungkapkan kembali (recitation)
Para pelajar mempertanggungjawabkan atau menyajikan hasil yang diperolehnya. Laporan pertanggungjawaban ini dapat dilakukan dengan lisan maupun tertulis atau keduanya. Metode ini memantapkan pengetahuan yang diperoleh anak didik. Menyalurkan minat dan melatih anak didik menelaah suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas.

  1. Kelebihan dan Kekurangan pada Metode Proyek
Kelebihan metode proyek, antara lain :
1.      Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
2.      Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Dapat menumbuhkan sikap sosial dan kerja sama yang baik
4.       Anak-anak belajar bersungguh-sungguh dalam bekerja bersama.
5.      Anak-anak bertanggung jawab penuh pada pekerjaannya
Kekurangan Metode Proyek, antara lain :
1.      Memerlukan perencanaan yang matang
2.      Bila proyek diberikan terlalu banyak, akan berakibat membosankan bagi siswa.
3.      Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.
4.      Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan
5.      Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

  1. Metode Cerita (Narativieng Methode)
  2. Pengertian
Menurut Prof. Pupuh Fathurrohman, dan M. Sabri Sutikno (2009:62) Al-Qur’an dan Hadits banyak meredaksikan kisah untuk menyampaikan pesan-pesannya. Seperti kisah malaikat, para Nabi, umat terkemuka pada zaman dahulu dan sebagaimana. Dalam kisah itu tersimpan nilai-nilai pedagogis religious yang memungkinkan anak didik mampu meresapinya.
Sedangkan menurut Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,(2002:160) metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menceritakan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal, yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang lain baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode kisah yang disampaikan merupakan salah satu metode pendidikan yang mashur dan terbaik, sebab kisah itu mampu menyentuh jiwa jika didasarkan oleh ketulusan hati yang mendalam.

  1. Kelebihan dan Kelemahan
Kelebihan metode cerita adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengasah daya imajinasi dan daya pikir.
2.      Media efektif untuk menanam berbagai nilai dan etika serta menumbuhkan rasa simpati.
3.      Menumbuhkan minat baca pada anak.
4.      Dapat mengembangkan kosa kata.

Kelemahan metode cerita, sebagai berikut;
1.      Sangat diperlukan daya rangsangan imajinasi/menyajikan secara menarik.
2.      Banyak dongeng yang mengandung kisah teladan yang buruk.
3.      Muatan-muatan pada serita harus dipertimbangkan dengan kondisi psiokologis, jangan samapai terjadi kesalah pahaman dari serita tersebut.

4.      Metode Praktik (Practising Methode)
Menurut Kukuh Fathurrohman dimaksudkan supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda, seperti diperagakan, dengan harapan anak didik menjadi jelas dan mudah sekaligus dapat mempraktekkan materi yang dimaksud.
Metode ini bersifat untuk mengembangkan ketrampilan peserta belajar (ketrampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek didalam situasi yang sesungguhnya.
Misalnya: sebelum melakukan praktek penerbangan, seorang siswa sekolah penerbangan melakukan simulasi penerbangan terlebih dahulu (belum benar-benar terbang). Situasi yang dihadapi dalam simulasi ini harus dibuat seperti benar-benar merupakan keadaan yang sebenarnya (replikasi kenyataan).
Dalam metode ini siswa menggunakan pembelajaran SAVI dimana pembelajaran ini menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Dimana SAVI merupakan kependekan dari :
-           Somatic yang bermakna getaran tubuh(hands-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan.
-          Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengar, menyimak, berbicara,dll.
-          Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar,membaca,dll.
-          Intellectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir(minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan dll. [3]
Kelebihan metode pelatihan
  • Siswa langsung dihadapan pada permasalahan nyata, yaitu praktek. Misalnya bagaimana membuat kunci pas dll.
  • Ketrampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari dari teori yang disampaikan guru dengan melakukan praktek.
  • Seorang siswa benar-benar memahami apa yang disampaikan.
Kelemahan metode praktek
  • Dalam latihan sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak berubah sehingga menghambat bakat dan inisiatif siswa
  • Guru / pembimbing biasanya setelah selesai memberi contoh meninggalkan ruangan praktek.
  • Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel maka akan mengakibatkan penguasaan ketrampilan melalui inisiatif individu tidak akan dicapai [4]
5.      Metode Suri Tauladan (Good Example Methode)
Menurut Prof. Kukuh Fathurrohman metode yang dapat diartikan sebagai “Keteladanan yang baik”. Dengan adanya teladan yang baik itu, maka akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya, karena memang pada dasarnya dengan adanya contoh ucapan, perbuatan dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun, maka hal itu merupakan suatu amaliyah yang paling penting dan paling berkesan, baik bagi pendidikan anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.
Metode ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dianggap besar pengaruhnya, hal ini sudah dibuktikan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai hasilnya apapun yang diajarkan dapat diterima dengan segera dari dalam keluarga dan oleh masyarakat pengikutnya, karena ucapannya menembus ke hati mereka. Segala yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam kehidupannya merupakan cerminan kandungan Al-Qur’an secara utuh, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab : 21 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
6.      Metode kerjasama (cooperations methode)
Menurut Prof. Kukuh Fachurrohman (2007 : 64) metode kerjasama ialah upaya saling membantu antara dua orang atau lebih, antara indifidu dengan kelompok lainnya dalam melaksanakan tugas atau menyelesaikan problema yang dihadapi dan menggarap berbagai program yang bersifat prospektif, guna mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bersama. Model pembelajaran cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal.[5]
Model pembelajaran cooperative learning akan dapat memberikan nunasa baru di dalam pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata pelajaran yang diampu guru. Karena pembelajaran cooperative learning dan beberapa hasil penelitian baik pakar pendidikan dalam maupun luar negeri telah memberikan dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dampak tersebut tidak saja kepada guru akan tetapi juga pada siswa, dan interaksi edukatif muncul dan terlihat peran dan fungsi dari guru maupun siswa.
Peran guru dalam pembelajaran cooperative learning sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas. Kondisi ini peran dan fungsi siswa terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan de-mokratis, dan masing-masing siswa punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa keuntungan yang diperoleh baik oleh guru maupun siswa di dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model cooperative learning.
Pertama, melalui cooperative learning menimbulkan suasana yang baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan sebelumnya hanya dilaksanakan model pembelajaran secara konvensional yaitu camah dan tanya jawab. Metode tersebut ternyata kurang memberi motivasi dan semangat kepada siswa untuk belajar. Dengan digunakannva model cooperative learning, maka tampak suasana kelas menjadi lebih hidup dan lebih bermakna
Kedua, membantu guna da-lam mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan mencarikan alternatif pemecahannya. Dari hasil penelitian tindakan pelaksanaan cooperative learning dengan diskusi kelompok ternyata mampu membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar.
Ketiga, penggunaanya cooperative learning merupakan suatu model yang efektif untuk menge-mbangkan program pembelajaran terpadu. Dengan cooperative learning siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan aspek kognitif saja melainkan mampu mengembangkan aspek afektif dan psikomotor.
Keempat, dengan melalui cooperative learning, dapat me-ngembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran ini lebih banyak berpusat pada siswa, sehingga siswa diberi kesempatan untuk turut serta dalam diskusi kelompok. Pemberian motivasi dari teman sebaya ternyata mampu mendorong semangat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Terlebih lagi bila pembahasan materi yang sifatnya problematik atau yang bersifat kontroversial, mampu merangsang siswa me-ngembangkan kemampuan berpikirnya
Kelima, dengan cooperative learning mampu mengembangkan kesadaran pada diri siswa terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarya. Dengan bekerja kelompok maka timbul adanya perasaan ingin membantu siswa lain yang mengalami kesulitan sehingga mampu me-ngembangkan sosial skill siswa. Disamping itu pula dapat me-latih siswa dalam me-ngembangkan perasaan empati maupun simpati pada diri siswa.
Keenam, dengan cooperative learning mampu melatih siswa dalam berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat, berani dikriik, maupun menghargai pendapat orang lain. Komunikasi interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa menimbulkan dialog yang akrab dan kreatif.
Dari beberapa keuntungan dari model pembelajaran cooperative learning di atas, maka jelaslah bagi kita bahwa keberhasilan suatu proses pendidikan dan pengajaran salah satunya ditentukan oleh kemampuan dan ketera-mpilan guru dalam menggunakan strategi dan model pembelajaran yang digunakannya. Salah satu model yang dapat memberikan dampak terhadap keberhasilan siswa adalah melalui model pembelajaran koperatif atau cooperative learning.[6]
7.      Metode kerja kelompok (cup cluster methode)
Istilah kerja kelompok dipakai untuk merangkum pengertian dimana anak didik dalam satu kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri untuk mencari satu tujuan pelajaran yang tertentu dengan bergotong royong. Sebagai metode kerja kelompok memiliki pengertian dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri/dibagi atas kelompok-kelompok kecil/sub-sub kelompok. Kerja kelompok dapat dipakai untuk mengajar dan mencapai bermacam-macam tujuan di sekolah. (Syaiful Sagala, 2003: 215).[7]
Kelebihan Dan Kelemahan :
Kelebihan Kerja Kelompok :
  1. Dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah,
  2. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi,
  3. Dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pendapat orang lain, dan
  4. Para siswa lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
  5. Kerja kelompok mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja lebih produktif, efektif, dan efisien.
  6. Kerja kelompok mendorong terciptanya sinergi sehingga biaya operasionalisasi akan menjadi semakin rendah yang menyebabkan kemampuan bersaing meningkat.
  7. Kerja kelompok mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antarpihak terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan.
 Kelemahan Kerja Kelompok :
1.    Kerja kelompok sering kali hanya menlibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan yang kurang
2.    Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yangberbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula
3.    Keberhasilan kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan sisw memimpin kelompok atau untuk  bekerja sendiri.[8]

ANALISIS MATERI

A.          SK, KD, Materi Akidah Akhlak Kelas X  MA dan Metode Pembelajaran[9]
  1. Semester Gasal :
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Metode Pembelajaran
1.      Memahami prinsip dan metode peningkatan aqidah
1.1  Menjelaskan prinsip-prinsip Aqidah
1.2  Menjelaskan metode-metode peningkatan aqidah
1.3  Menerapkan prisip-prinsip aqidah dalam kehidupan
1.4  Menerapkan metode-metode peningkatan aqidah dalam kehidupan
-    Prinsip-prinsip aqidah

-    Macam-macam metode-metode peningkatan aqidah
-    Prinsip-prinsip aqidah

-    Macam-macam metode-metode peningkatan aqidah
kerjasama
kerja kelompok
2.      Memahami Tauhid
2.1  Menjelaskan pengertian Tauhid dan istilah-istilah lainya
2.2  Menjelaskan macam-macam tauhid (uluhiyah, rububiyah, mulkiyah, rahmaniayah dan lain-lain)
2.3  Menunjukkan prilaku orang yang bertauhid
2.4  Menerapkan prilaku tauhid dalam kehidupan sehari-hari
-    Memahami makna tauhid dan istilah-istilahnya

-    Macam-macam tauhid (uluhiyah, rububiyah, mulkiyah, rahmaniayah dan lain-lain)
-    Ciri-ciri orang yang bertauhid

-    Hikmah bagi orang yang bertauhid
Cerita
Praktik
Suri Tauladan
kerjasama
kerja kelompok
3.      Memahami syirik dalam Islam
3.1  Menjelaskan pengertian syirik
3.2  Mengidentifikasi macam-macam syirik
3.3  Menunjukkan prilaku orang yang berbuat syirik

3.4  Menjelaskan akibat berbuat syirik


3.5  Membiasakan diri menghindari hal-hal yang mengarah kepada perbuatan syirik dalam kehidupan sehari-hari
-    Deskripsi tentang syirik

-    Macam-macam syirik

-    Prilaku bagi orang yang berbuat syirik

-    Akibar dari berbuat syirik

-    Menghindarkan diri dari hal-hal yang mengarah kepada perbuatan syirik
Cerita
Praktik
Suri Tauladan
kerjasama
kerja kelompok
4.      Memahami masalah akhlak
4.1  Menjelaskan pengertian akhlak
4.2  Menjelaskan induk-induk akhlak terpuji dan induk-induk akhlak tercela
4.3  Menjelaskan macam-macam metode peningkatan kualitas akhlak
4.4  Menerapkan metode-metode peningkatan kualitas akhlak  dalam kehidupan
-    Pengertian dan ruang lingkup akhlak, persamaan antara akhlak, etika, moral dan budipekerti, contoh orang yang memiliki akhlak terpuji
-    Induk-induk akhlak terpuji dan induk-induk akhlak tercela
-    Macam-macam metode peningkatan kualitas akhlak
-    Macam-macam metode peningkatan kualitas akhlak
Suri Tauladan
kerjasama
kerja kelompok

  1.  Semester Genap
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Metode Pembelajaran
5.      Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui sifat-sifatNya dalam asma’ul husna
5.1.  Menguraikan 10 asmaul husna
5.2.  Menunjukkan bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran melalui sifat Allah dalam 10 Asmaul Husna
5.3.  Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan 10 al-Asma al-Husna
5.4.  Meneladani sifat-sifat Allah yang terkandung dalam 10 Asmaul Husna
-    10 asmaul husna (almuqsyid, al warits, an nafi’, al bashith, al  hafidz, al waliy, al waduud, ar rafi’, al mu’is dan alafwuw)
-    Bukti kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui sifat Allah dalam 10 asmaul husna

-    Prilaku-prilaku orang yang mengamalkan 10 asmaul husna
-    Teladan bagi orang yang mengamalkan sifat Allah dalam 10 asmaul husna

Cerita
Praktik
Suri Tauladan
kerjasama
kerja kelompok
6.      Membiasakan prilaku terpuji
6.1.    Menjelaskan pengertian dan pentingnya husnudz-dzan dan bertaubat
6.2.    Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perilaku husnudz-dzan dan bertaubat
6.3.    Menunjukkan nilai-nilai positif dari husnudz-dzan dan bertaubat dalam fenomena kehidupan
6.4.    Membiasakan perilaku husnudz-dzan dan bertaubat
-    Pengertian husnudz-dzan dan bertaubat

-    Bentuk dan contoh-contoh perilaku husnudz-dzan dan bertaubat

-    Nilai-nilai positif dari husnudz-dzan dan bertaubat


-    Perilaku husnudz-dzan dan bertaubat
Cerita
Praktik
Suri Tauladan
kerjasama
kerja kelompok
7.      Menghindari prilaku tercela
7.1.  Menjelaskan pengertian riya, aniaya dan diskriminasi
7.2.  Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi
7.3.  Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi
7.4.  Membiasakan diri menghindari hal-hal yang mengarah pada perilaku riya, aniaya dan diskriminasi
-    Riya, aniaya dan diskriminasi

-    Bentuk dan contoh-contoh perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi.

-    Nilai-nilai negatif akibat perbuatan riya, aniaya dan diskriminasi
-    Hal-hal yang mengarah pada perilaku riya, aniaya dan diskriminasi
Cerita
Praktik
Suri Tauladan
kerjasama
kerja kelompok

B.     Contoh penerapan metode – metode pembelajaran pada materi Akidah Akhlak Kelas X Madrasah Aliyah.

Dari SK Memahami prinsip dan metode peningkatan aqidah dengan KD Menjelaskan prinsip-prinsip aqidah

PRINSIP AQIDAH ISLAM

pedoman pokok dari aqidah islam adalah al quran dan hadits, maka memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
A.    Aqidah islam sebagai sesuatu yang diwahyukan Allah swt. Bukanlah rekayasa perasaan dan pemikiran nabi Muhammad saw. sendiri melainkan merupakan ajaran langsung dari allah swt.
Perhatikanlah firman Allah dalam surat an najm ayat 3 dan 4 dibawah ini !
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
B.     Aqidah islam pada dasarnya tidak berbeda dengan aqidah yang diajarkan oleh para nabi/rasul terdahulu. Ingatlah firman allah dibawah ini !
Dan sesungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut (syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah swt.) (An-nahl : 36)
C.      Aqidah islam meluruskan aqidah-aqidah yang diselewengkan.
Beberapa contoh penyelewengan umat terdahulu sebagai berikut :
1. Orang yahudi menuduh nabi Sulaiman menghimpun kitab yang mengandung sihir dan disimpannya di bawah tahtanya. Usaha orang yahudi untuk mengacaukan ajaran islam ini dibantah oleh Allah swt. Dalam surat al baqarah ayat 102 “. Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (Tidak mengerjakan sihir), Hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut.
[10]
  


DAFTAR PUSTAKA


1. http://re-searchengines.com/Artikel_Pendidikan_Network/MetodeMengajarBerdasarkanTipologi BelajarSiswa.html
3.        Nur Khoiri, M. Ag, Metodologi Pembelajaran PAI, (INISNU Jepara, 2011)
6.        Lampiran Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 2008


[1] . http://re-searchengines.com/Artikel_Pendidikan_Network/MetodeMengajarBerdasarkanTipologi BelajarSiswa.html
[2] . http://www.hardja-sapoetra.co.cc/2010/03/metode-latihan-drill-metodologi.html
[3] .Nur Khoiri, M. Ag, Metodologi Pembelajaran PAI, (INISNU Jepara, 2011) hal. 59 - 60
[4] . http://sucipto.guru.fkip.uns.ac.id/2009/12/31/metode-mengajar-praktek/
[5] . Nur Khoiri, M. Ag, Metodologi Pembelajaran PAI, (INISNU Jepara, 2011)
[6] . http://nuriepoenya.student.umm.ac.id/2010/02/05/efektifitas-model-pembelajaran-cooperative-learning/
[7] . Nur Khoiri, M. Ag, Metodologi Pembelajaran PAI, (INISNU Jepara, 2011) hal. 59 - 60
[8] . http://www.scribd.com/doc/39069608/metode-pembelajaran-kerja-kelompok
[9] . lampiran peraturan Menteri Agama No.2 Tahun 2008
[10] . http://kangrukin.blogspot.com/2010/01/aqidah-islam-kelas-x-ma.html
readmore »»