TV ONLINE

NONTON TV ONLINE







Tunggu, baru LOADING.
readmore »»  

Aliran Asy'ariyah dan Al Mathuridiyah




             Aliran Asy’ariah

A.    Sejarah lahirnya aliran Asy’ariah.
Aliran Al-Asy’ariyah dibentuk oleh Abu Al-Hasan ‘Ali Ibn Isma’il Al-Asy’ari. Sejak kecil ia berguru pada syech Al-Jubba’i seorang tokoh mu’tazilah yang sangat terkenal. Karena tidak sepaham dengan gurunya dan ketidak puasannya terhadap aliran Mu’tazilah, walaupun ia sudah menganut paham Mu’tazilah selama 40 tahun, maka ia membentuk aliran yang dikenal dengan namanya sendiri pada tahun 300 Hijriyah.
Menurut Ahmad Mahmud Subhi, ketidak puasan itu timbul karena ia menganut madzhab Syafi’i yang mempunyai pendapat berbeda dengan aliran Mu’tazilah, misalnya syafi’i berpendapat bahwa Al-Qur’an itu tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim dan bahwa Tuhan dapat dilihat di akhirat nanti. Sedangkan menurut paham Mu’tazilah, bahwa Al-Qur’an itu bukan qadim akan tetapi hadits dalam arti baru dan diciptakan Tuhan dan Tuhan bersifat rohani dan tidak dapat dilihat dengan mata.
Al-Asy’ari meninggalkan paham Mu’tazilah ketika golongan ini sedang berada dalam fase kemunduran dan kelemahan. Setelah Al-Mutawakkil membatalkan putusan Al-Ma’mun tentang penerimaan aliran Mu’tazilah sebagai madzhab Negara, kedudukan kaum Mu’tazilah mulai menurun, apalagi setelah Al-Mutawakkil mengunjukan sikap penghargaan dan penghormatan terhadap diri Ibn Hambal, lawan Mu’tazilah terbesar waktu itu.
Dalam suasana demikianlah Al-Asy’ari keluar dari golongan Mu’tazilah dan menyusun teologi baru yang sesuai dengan aliran orang yang berpegang kuat pada hadits. Dan pada waktu itu tidak ada aliran teologi lain yang teratur sebagai gantinya untuk menjadi pegangan mereka. Dengan kata lain, tidaklah mungkin bahwa Al-Asy’ari melihat bahayanya bagi umat Islam kalau mereka ditinggalkan tidak mempunyai pegangan teologi yang teratur. Rasanya hal inilah, ditambah dengan perasaan syak tersebut diatas yang mendorong Al-Asy’ari untuk meninggalkan ajaran-ajaran Mu’tazilah dan membentuk teologi baru setelah puluhan tahun ia menjadi penganut setia aliran Mu’tazilah
B.     Ajaran pokok aliran Asy’ariah

1.      Tuhan dan Sifat-sifat-Nya
Pendapatnya terletak di tengah – tengah antara mu’tazilah, hasywiah, dan mujassimah. Mu’tazilah tidak mengakui sifat – sifat wujud, qidam, baqo’, dan wahdaniyah. Sifat zat yang lain, seperti sama’, basyar, dan lain – lain tidak lain hanya Dzat Allah sendiri. Sedangkan hasywiah dan mujassimah mempersamakan sifat – sifat Allah dengan sifat makhluk. Al – Asy’ari dalam pada itu mengakui sifat – sifat tuhan yang tersebut sesuai dengan Dzat tuhan sendiri, dan sama sekali tidak menyerupai sifat – sifat makhluk. Allah mendengar, tetapi tidak seperti kita mendengar dan seterusnya.[1] 
2.      Kebebasan dalam berkehendak
Dalam kebebasan berkehendak, al-Asy’ary membedakan anta ra
khaliqdan kasb. Menurutnya, Allah adalah Khaliq (pencipta) perbuatan manusia, tetapi manusia lah yang mengupayakannaya (muktasib).
3.      Akal dan Wahyu dan Kriteria Baik-buruk
Al-Asy’ary mengutamakan wahyu dalam menghadapi persoalan yang memperoleh penjelasan kontadiktif antara akal dan wahyu.
4.      Qadimnya al-Quran
Al-Asy’ary mengatakan bahwa walaupun al-Quran terdiri atas kata- kata, huruf, dan bunyi, semuanya tidak melekat pada esensi Allah dan karenanya tidak qadim. Namun, bagi al-Asy’ary al-Quran tidaklah diciptakan.

5.      Melihat Allah
Al-Asy’ary yakin bahwa Allah dapat dilihat di akhirat, tetapi tidak dapat digambarkan. Kemungkinan rukyat dapat terjadi manakala Allah sendiri yang menyebabkan dapat dilihat atau bilamana dia menciptakan kemampuan penglihatan manusia untuk melihat-Nya.
6.      Keadilan
Allah adalah penguasa mutlak, jadi Dia tidak memiliki keharusan apapun.
7.      Kedudukan orang yang berdosa
Al-Asy’ary berpendapat bahwa mukmin yang melakukan dosa besar adalah mukmin yang fasik, sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa kecuali kufur.[2]

C.     Tokoh-Tokoh Dan Ajaran-Ajarannya

1. Muhammad Ibn al-Thayyib Ibn Muhammad Abu Bakr al-Baqillani.
           Ia adalah tokoh Asy’ariyah yang mendapat ajaran-ajaran Al-Asy’ari dari dua murid Al-Asy’ari, yaitu Ibn Mujahid dan Abu Al-Hasan Al-Bahili.. beliau wafat di Bagdad pada tahun 1013 Masehi. Ajaran-ajaran yang disampaikannya tidak selalu selaras dengan ajaran Al-Asy’ari, misalnya bahwa sifat Allah itu bukan sifat melainkan hal. Selanjutanya ia juga tidak sepaham dengan Al-Asy’ari mengenai perbuatan manusia. Menurut Al-Asy’ari perbuatan manusia adalah diciftakan Tuhan seluruhnya, sedangkan menurut Al-Baqillani, manusia mempunyai sumbangan yang efektif dalam perwujudan perbuatannya. Yang diwujudkan Tuhan ialah gerak yang terdapat dalam diri manusia, adapun bentuk atau sifat dari gerak itu dihasilkan oleh manusia itu sendiri.

2. Abd al-Malik al-Juwaini
          Beliau lahir di Khurasan tahun 419 Hijriyah dan wafat pada tahun 478 Hijriyah. Namanya aslinya tidak begitu dikenal malah ia terkenal dengan nama Iman Al-Haramain. Hampir sama dengan Al-Baqillani, ajaran-ajaran yang disampaikannya banyak yang bertentangan dengan ajaran Al-Asy’ari. Misalnya Tangan Tuhan diartikan (ta’wil) kekuasaan Tuhan, mata Tuhan diartikan penglihatan Tuhan dan wajah Tuhan diartikan Wujud Tuhan, sedangkan mengenai Tuhan duduk diatas takhta kerajaan diartikan Tuhan berkuasa dan Maha Tinggi. Mengenai soal perbuatan manusia, ia mempunyai pendapat yang lebih jauh dari Al-Baqillani. Daya yang ada pada manusia itu mempunyai efek, tetapi efeknya serupa dengan efek yang terdapat antara sebab dan musabab. Wujud perbuatan manusia tergantung pada daya yang ada pada manusia, wujud daya itu bergantung pada sebab yang lain dan wujud sebab itu bergantung pula pada sebab yang lain dan demikianlah seterusnya hingga sampai pada sebab dari segala sebab yaitu Tuhan.
3. Abu Hamid al-Ghazali
         Beliau adalah murid dari Abd al-Malik al-Juwaini yang lahir pada tahu 1058-1111 Masehi. . Paham teologi yang dianutnya tidak jauh berbeda dengan paham-paham Al-Asy’ari. Al-Qur’an bersifat qadim dan tidak diciptakan. Selanjutnya ia-pun menyatakan bahwa Tuhan dapat dilihat, sebab setiap yang mempunyai wujud dapat dilihat. Selanjutnya ajaran yang disampaikannya adalah penolakan tentang paham keadilan yang diajarkan oleh Mu’tazilah. Tuhan tidak berkewajiban menjaga kemashlahatan (al-salah wa al-ashlah) manusia, tidak wajib memberi upah atau ganjaran kepada manusia atas perbuatan-perbuatannya, bahkan Tuhan boleh memberi beban yang tidak mungkin dikerjakan manusia.

                 Aliran Maturidiyah 
                A.    Latar belakang lahirnya aliran Maturidiyah.

      Sejarah timbulnya aliran maturidiyah sama halnya dengan aliran – aliran yang lainya dalam teologi Islamyaitu merupakan rentetan dari aliran teologi sebelumnya. Aliran Mu’tazilah yang becorak rasionalisme telah mendapat tantangan keras dari golongan tradisional Islam, terutama dari golongan madzhab  Hambali, sehingga politik kekerasan yang dilakukan Mu’tazilah berkurang, apalagi setelah meninggalnya Al Ma’mun yaitu putra darikholifah Harun Ar –Rosyid yang telah menjadikan Mu’tazilah sebagai madzab resmi yang dianut Negara, sehingga Mu’tazilah dalam menyiarkan ajaranya bersifat memaksa.
      Aliran Mu’tazilah sebagai madzhab resmi dibatalkan oleh kholifah Al – Mutawawakil pada tahun 856 M, dengan pembatalan itu  Mu’tazilah kembali pada kedudukanya saat mendapat tantangan dari umat Islam. Yang diawali oleh Abu Hasan Al – Asy’ari ( 935 M ) dengan Aliranya yang disebut Asy’ariah. Sementara itu di Samarkand timbul pula Aliran yang didirikan oleh Abu Mansyur Muhammad Al – Maturidi yang lahir di desa Maturid sekitar pertengahan abad 3 Hijriyah dan meninggal di Samarkand Th. 332 H atau 944 M dan aliran ini dikenal dengan nama Al – Maturidiyah. Aliran Maturidiyah dalam pahamnya tidak se-tradisional Ays’ariah, akan tetapi juga tidak se-liberal Mu’tazilah, jelasnya Abu Hasan – Asy’ari dan Abu Mansyur Al – Maturidi sebagai aliran penantang terhadap aliran Mu’tazilah. Keduanya juga disebut dengan Ahlusunnah wal Jamaah. Aliran Maturidiyah banyak dianut umat Islam yang bermadzhab Hanafi, sedangkan Asy’ariah banyak dianut umat Islam Sunni lainya.[3]

B.     Pokok – pokok ajaran Maturidiyah

1.      Kewajiban mengetahui tuhan. Akal semata-mata sanggup mengetahui tuhan. Namun itu tidak sanggup dengan sendirinya hukum-hukum takliti (perintah-perintah Allah SWT)
2.      Kebaikan dan kerburukan dapat diketahui dengan akal.
3.      Hikmah dan tujuan perbuatan tuhan
      Perbuatan tuhan mengandung kebijaksanaan (hikmah). Baik dalam cipta-ciptaannya maupun perintah dan larang-larangannya, perbuatan manusia bukanlah merupakan paksaan dari Allah, karena itu tidak bisa dikatakan wajib, karena kewajiban itu mengandung suatu perlawanan dengan iradahNya.
C.     Golongan dalam aliran Maturidiyah
1.      Golongan Samarkand
      Yang menjadi golongan ini adalah pengikut-pengikut Al-Maturidi sendiri. Golongan ini cenderung ke arah faham Asy’ariyah, sebagaimana pendapatnya tentang sifat-sifat Tuhan. Dalam hal perbuatan manusia, maturidi sependapat dengan Mu’tazilah, bahwa manusialah yang sebenarnya mewujudkan perbuatannya. Al-Maturidi berpendapat bahwa Tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu.
2.      Golongan Bukhara
      Golongan ini dipimpin oleh Abu Al-Yusr Muhammad Al-Bazdawi. Dia merupakan pengikut Maturidi yang penting dan penerus yang baik dalam pemikirannya. Jadi yang dimaksud dengan golongan Bukhara adalah pengikut-pengikut Al-Bazdawi dalam aliran Al-Maturidiyah. Walaupun sebagai pengikut aliran ­Al-Maturidiyah, AL-Bazdawi tidak selalu sefaham dengan Maturidi. Ajaran teologinya banyak dianut oleh umat islam yang bermazhab  Hanafi. Dan hingga saat ini pemikiran-pemikiran Al-Maturidiyah masih hidup dan berkembang di kalangan umat islam.[4]

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muhammad, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung : CV. Pustaka Setia 1998.
Jurnal IQRA, Vol. 4, No. 2, Juli 2008
Rozak, Abdul  Ilmu Kalam. Bandung : Pustaka Setia. 2007
          Hanafi, A, Pengantar Teologi Islam, Jakarta : Pustaka Al Husna Baru. 2003


[1]               .A. Hanafi.  Pengantar Teologi Islam, hal : 133
[2]               . Abdul Rozak. Ilmu Kalam. Bandung : Pustaka Setia. 2007 hal. 121
[3]               . Jurnal IQRA, Vol. 4, No. 2, Juli 2008, hal 264 - 272
[4]               . Drs. H. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, Bandung : CV. Pustaka Setia 1998. Hal 190 -191
readmore »»  

Menyusun Langkah - langkah Pembelajaran




Menyusun Langkah - langkah Pembelajaran
A.     Menyusun Langkah – langkah Pembelajaran PAI
Penyusunan ini  pada  hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan dalam suatu proses belajar mengajar. Dengan demikian, penyusunan langkah langkah pembelajaran adalah memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Penyusunan ini perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen-pembelajaran.
Langkah – langkah pembelajaran disusun untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diberikan. Langkah – langkah pembelajaran merupakan hal yang sangat menentukan dalam keberhsilan sisswa menguasai kompetensi dasar. Dengan kegiatan pembelajaran yang disusun dengan tepat siswa akan lebih mudah menguasai materi ajar yang diberikan. Dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, harus diperkirakan bagaimana indikator keberhasilan belajar. Apakah langkah-langkah yang disusun dalam kegiatan itu dapat mencakup setiap indikator yang telah dirumuskan. Jika semua indikator sudah dapat ternaungi oleh kegiatan pembelajaran yang disusun maka tujuan pembelajaran akan lebih mudah dicapai dan ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar akan sangat baik. [1]
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun langkah – langkah pembelajaran :
1.      Menidentifikasi faktor pendukung dan penghambat
2.      Ketersediaan sumber belajar.
3.      Merumuskan Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
4.      Memilih dan menetapkan isi dan muatan (bahan ajar)
5.      Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai.[2]

B.     Susunan langkah – langkah Pembelajaran
Susunan Langkah-langkah standar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Langkah – langkah Pembelajaran Pendahuluan / Awal
a.       Orientasi : memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan dibelajarkan. Dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar dan sebagainya.
b.      Apersepsi : memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali dengan melakukan pretest.
c.       Motivasi : Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari mata pelajaran yang akan di sampaikan.
d.      Pemberian Acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
e.       Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelak-sana¬an pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).[3]

2.      Langkah – langkah pembelajaran Inti
Kegiatan inti merupakan proses pemberian pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai. Kegitan inti ini harus dirinci sedemikian rupa agar siswa benar-benar memahami kompetensi dasar yang hendak dicapai. Perincian tersebut termuat dalam pembagian kegiatan inti ini menjadi tiga tahap yaitu ekplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. [4]
Langkah pembelajaran Inti ini berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS).

3.      Langkah – langkah Pembelajaran Akhir ( penutup )
Penutup merupakan kegiatan akhir pembelajaran. menutup pelajaran tidak hanya sekadar mengkhiri pelajaran dengan salam, tetapi di sini adalah penekanan/penguatan terhadap apa yang telah diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran. guru memberikan simpulan terhadap apa yang telah dipelajari. Dalam kegiatan penutup juga dilakukan penilaian dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Disamping itu Guru bisa mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/simpulan. Guru memeriksa hasil belajar siswa. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta siswa untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya.
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.
C.     Faktor Pendukung dalam menyusun langkah – langkah Pembelajaran.
a.       Adanya fasilitas pendukung dalam proses pelaksanaan pelajaran yang akan di ajarkan. Misalnya tersedianya computer untuk mata pelajaran TIK
b.      Tingkat kompetensi guru pada satu mata pelajaran haruslah tinggi. Satu guru mengajarkan satu mata pelajaran. Agar konsentrasi siswa dan guru tidak bercabang.
c.       Situasi dalam proses pembelajaran. Menyusun langkah – langkah pembelajaran akan sulit dibuat jika keadaan suatu kelas tidak bisa kondusif.

D.    Faktor penghambat dalam meyusun langkah – langkah Pembelajaran
a.       Belum adanya rumusan tujuan dari suatu pembelajaran. Hal ini harus dilakukan terlebih dulu setelah itu seorang guru dapat menyusun langkah – langkah pembelajaran.
b.      Tingkat kompetensi guru yang masih rendah.
c.       Seorang guru mengampu lebih dari satu mata pelajaran sehingga dalam proses penyusunannya kurang maksimal.

E.     Beberapa Contoh sederhana penyusunan Langkah – langkah Pembelajaran
Disini kami mencoba meberikan gambaran langkah – langkah Pembelajan :  
a.       Contoh Kegiatan Awal (10 Menit)
-          Guru menyampaikan salam kemudian mengajak siswa berdoa dengan dipimpin oleh ketua kelas.
-          Guru mengecek kehadiran siswa
-          Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
-          Guru memusatkan pikiran siswa dengan mengajukan beberapa teka-teki.  Setelah siswa selesai menjawab teka-teki yang diajukan, guru menggali lagi pengetahuan awal siswa dengan mengkaitkannya dengan materi pelajaran yang akan di ajarkan.
b.      Contoh Kegiatan Inti (25 Menit)
-          Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok sesuai dengan ruang lingkup biologi yang akan dipelajari dengan cara menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa soal dan bagian lainnya berupa jawaban yang dibuat berdasarkan materi yang akan di ajarkan.
-          Setiap siswa yang mendapat satu buah kartu akan memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang dan kemudian setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).
-          Setelah menemukan pasangannya para siswa dituntut untuk bergabung dalam kelompok besar sesuai dengan pembahasan dalam materi tersebut.
-          Setelah bergabung dalam kelompok besar. Siswa diharuskan melakukan diskusi dan membuat kesimpulan tentang materi yang harus dia bahas.
-          Setelah selesai melakukan diskusi dan membuat kesimpulan. Hasil kesimpulan tersebut diletakkan di depan kelas agar bisa dilihat oleh semua siswa.
-          Setelah langkah tersebut tiap kelompok menunjuk satu orang siswa sebagai tutor untuk menjelaskan materi yang menjadi pembahasannya.
- Guru Memberikan kesempatan siswa/peserta tiap kelompok untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya.
-          Setelah kegiataan diatas selesai guru menyegarkan pikiran siswa seperti menonton film, membuat sebuah permainan atau lainya.
c.       Contoh Kegiatan Penutup (10Menit)
-          Guru menuntun siswa untuk bersama-sama membuat kesimpulan
Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang telah diberikan oleh siswa.
-          Guru melakukan penilaian kepada siswa dengan cara memberi tes atau kuis seacara kelompok dan individu.
-          Penetapan tim yang dianggap paling baik dalam pelajaran
Guru menutup pembelajaran hari ini.

ANALISIS MATERI
Penyusunan langkah – langkah pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan bagi seorang Guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Dengan adanya langkah – langkah pembelajaran yang baik dan jelas peserta didik dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru serta memudahkan peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar yang telah di tentukan. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
langkah pembelajaran pendahulan/ awal, merupakan kegiatan awal pembelajaran yang memiliki tujuan mengkondisikan siswa pada kesiapan menerima pelajaran. Kegiatan yang dilakukan untuk mengkondisikan siswa ini dapat berupa pemberian motivasi belajar siswa dan upaya memfokuskan siswa pada pelajaran yang akan disampaikan. Dengan kata lain kegiatan pendahuluan dapat disebut juga tahap situasional.
Yang kedua adalah langkah pembelajaran Inti, Sesuai permen No. 41 tahun 2007 Pembelajaran melalui 3 tahapan yakni ekplorasi, elaborasi, dan konfirmasi,  :
1. Eksplorasi  : Peserta didik difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
2. Elaborasi : Peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap Peserta didik lebih luas dan dalam.
3. Konfirmasi : Peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran, kelayakan, atau keberterimaan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh Peserta didik.[5]
 Dengan ketiga tahap tersebut siswa akan mendapat pemahaman yang kuat karena siswa tak hanya menerima dari guru saja melainkan siswa juga terlibat aktif dalam pemerolehan pemahaman dan penguasaan kompetensi dasar.
Kemudian yang ketiga langkah pembelajaran penutup/ akhir, berupa penyampaian kesimpulan dari apa yang telah di pelajari. langkah ini dimaksudkan agar siswa menjadi lebih yakin terhadap pemahaman yang telah siswa peroleh, karena pada dasarnya siswa akan lebih percaya ketika pemahaman yang telah mereka peroleh dibenarkan atau dikuatkan oleh guru

DAFTAR PUSTAKA

Sudiyono. H. dkk. Strategi Pembelajaran Partisipasi di Perguruan Tinggi. UIN Malang Press, 2006
readmore »»  

Cara Mendaftar blog pada search engine




Cara Mendaftar blog pada search engine
Banyak cara yang bisa kita lakukan agar blog kita bisa dikenal dan di kunjungi, antara lain adalah dengan rajinnya kita blogwalking atau berkunjung ke blog milik orang lain, mendaftarkan ke berbagai agregator, dan yang paling efektif adalah melalui search engine atau mesin pencari.
Bagi blogger pemula mungkin berangggapan bahwa apabila kita membuat website atau blog akan secara otomatis terindeks atau berada pada list berbagai search engine, dan kenyataannya tidaklah demikian. Seperti halnya sebuah sekolah, agar nama kita terdaftar pada buku daftar siswa, tentunya kita harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu ke sekolah tersebut. Sama halnya dengan mesin pencari, agar blog kita terindeks pada mesin pencari, maka kita harus terlebih dahulu mendaftarkan blog milik kita pada situs pemilik mesin pencari.
Mesin pencari tentu jumlahnya sangat banyak sekali, dan pada saat ini yang paling terkenal di dunia adalah Google, Yahoo, serta Msn. Apabila blog kita ingin terindeks pada mesin pencari mereka, maka kewajiban kita adalah mendaftarkan URL blog kita pada mesin pencari mereka. Bila ada yang belum tahu ke manakah harus mendaftarkan blognya, maka silahkan simak tulisan berikut :

readmore »»