Motivasi, Minat dan Bakat



Motivasi, Minat dan Bakat 

A.    Motivasi
Pengerian motivasi :
            Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organism baik manusia ataupun hewan yang mendorongna untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah (Gleitman, 1986; Reber, 1988).[1]
Motivasi juga diartikan sebagai  proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan (Baron 1992). Keadaan internal yang mendorong, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Berikut adalah pengertian motivasi dari berbagai perspektif dalam psikologi.penuh energi, terarah, dan bertahan lama.  Kekuatan yang memberikan energi dan mempertahankan perilaku.
Berikut adalah pengertian motivasi dari berbagai perspektif dalam psikologi :
1.      Perspektif Behavioral
Menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer, dkk, 2000).
2.      Perspektif Humanistis
Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka dan peka terhadap orang lain. Berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow diberi perhatian khusus yaitu aktualisasi diri.
3.      Perspektif Kognitif
Pemikiran murid akan memandu motivasi mereka, juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan (Schunk & Ertmer, 2000; Zimmerman & Schunk, 2001). Jadi perspektif behavioris memandang motivasi murid sebagai konsekuensi dari insentif eksternal, sedangkan perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan. Perspektif kognitif mengusulkan konsep menurut White (1959) tentang motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.
4.      Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru. Murid sekolah yang punya hubungan penuh perhatian dan suportif biasanya memiliki sifat akademik yang positif dan lebih  senang bersekolah (Baker, 1999; Stipek, 2002).

  1. Jenis – Jenis Motivasi :
  1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri), motivasi yang didasarkan pada sebuah ‘nilai’ dari kegiatan yang dilakukan tanpa melihat penghargaan dari luar. Misalnya: Murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu sendiri. Ada 2 jenis motivasi intrinsik:

a.       Determinasi diri
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Disini, motivasi internal dan minat intrinsik dalam tugas sekolah naik apabila murid punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.
b.      Pilihan personal.
Pengalaman optimal ini berupa perasaan senang dan bahagia yang besar. Pengalaman optimal ini kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Pengalaman optimal ini terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.

  1. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi entrinsik ini sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan (reward) dan hukuman. Imbalan eksternal dapat berguna untuk mengubah perilaku. Fungsi imbalan adalah sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, di mana tujuannya adalah mengontrol perilaku murid. Contohnya : guru memberi reward permen kalau murid bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Tetapi tentu kita juga menginginkan motivasi siswa adalah motivasi yang memang berasal dari dirinya sendiri (intrinsik), hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan hadiah yang mengandung informasi tentang kemampuan murid sehingga motivasi instrinsik dapat meningkat, kenapa? Karena dengan memberikan pujian dapat juga meningkatkan perasaan bahwa diri mereka kompeten.[2]

  1. Bakat
Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin, 1972; Reber, 1988). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti meiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing – masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdar atau cerda luar biasa disebut juga sebagai talented child, yakni anak bebakat.[3]

Pengertian bakat beberapa ahli  :
1.      Menurut Prof. Dr. Soegarda Poerbakawatja :
Bakat adalah benih dari sesuatu sifat yang baru akan tampak nyata jika ia mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang.
2.      Menurut Victor Serebriakaoff dan Dr. Steven Langger :
Keduanya tidak mendefinisikan, tetapi menjelaskan tanda – tanda anak berbakat. Diantaranya  sebagai berikut :
-       Istimewa dalam kemampuan berfikir, mengolah permasalahan yang abstrak, membuat generalisasi atas fakta – fakta yang ada, memahami makna dan hubungan antara segala sesuatu.
-       Memiliki keinginan intelektual yang besar.
-       Penuh inisiatif dan ide – ide orisinil mengenai tugas – tugas yang berhubungan dengan intelektualitas.
-       Menunjukan kewaspadaan yang dan cepat dalam merespon hal – hal baru.
3.      Menurut Crow and Crow :
Bahwa : “ Bakat Juga dapat dipandang sebagai suatu bentuk khusus superioritas dalam lapangan pekerjaan tertentu, seperti music, ilmu pasti atau teknik. “ [4]

  1. Jenis – Jenis Bakat :
Yoesoef Noesyirwan (Fauzi 1997 : 159 - 161) menggolongkan jenis bakat menurut fungsi atau aspek – aspek yang terlibat dan menurut prestasinya. Berdasarkan fungsi atau aspek jiwa raga yang terlihat dalam berbagai macam prestasi, bakat dapat dibedakan dalam :
1.      Bakat yang lebih berdasarkan Psikofisik.
Bakat jenis ini adalah kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar dan fundamen bakat, seperti kemampuan pengindraan, ketangkasan atau ketajaman pancaindra, kemampuan motorik, kekuatan badan, kelincahan jasmani, keterampilan jari – jemari, tangan, dan anggota badan.
2.      Bakat kejiwaan yang bersifat umum.
Yaitu kemampuan ingatan daya khayal atau imajinasi dan intelegensi. Dimana Daya Ingat adalah kemampuan menyimpan isi kesadaran pada satu saat dan membawanya kembali ke permukaan pada saat yang lain. Sedangkan daya khayal merupakan isi kesadaran yang berasal dari dunia dalam diri kita sendiri, berupa gambar khayalan dan ide – ide kreatif, sehingga jiwa kita bersikap spontan dan produktif.  Adapun intelegensi adalah kemampuan menyesuaikan diri pada keadaan dengan menggunakan alat pemikiran yang berbeda dengan penyesuaian diri karena kebiasaan atau sebagai akibat latihan (drill) dan coba – coba (trial and error).
3.      Bakat – bakat kejiwaan yang khas dan majemuk
Bakat – bakat yang khas atau bakat dalam arti sempit ialah bakat yang sejak awal sudah ada dan terarah pada suatu lapangan yang terbatas, seperti bakat bahasa,bakat melukis, bakat music, dan lain – lain. Adapaun bakat majemuk berkembang lambat laun dari bakat produktif ke arah yang sangat bergantung dari keadaan di dalam dan di luar individu, seperti bakat filsafat, bakat hokum, bakat ekonomi, bakat kedokteran, dan lain – lain.
4.      Bakat yang lebih berdasarkan pada Alam Perasaan dan Kemauan.
Bakat ini berhubungan erat dengan watak, seperti kemauan untuk mengadakan kontak social, kemampuan mengasihi, kemampuan merasakan atau menghayati perasaan orang lain.

            Sedangkan berdasarkan sifat prestasinya, bakat dapat digolongkan dalam :
1.      Bakat reproduktif  : kemampuan untuk memprodusir hasil pekerjaan orang lain dan menguraikan kembali dengan tepat. Bakat ini berhubungan erat dengan daya ingat.
2.      Bakat aplikatif  : kemampuan memiliki, mengamalkan, mengubah, dan menerangkan pendapat, buah pikiran, dan metode yang berasal dari orang lain.
3.      Bakat interpretative : bakat menerangkan dan menangkap hasil pekerjaan orang lain, sehingga di samping sesuai engan maksud penciptanya, dalam penjelasan itu juga tampil pendapat atau pendirian pribadi.
4.      Bakat produktif  :  kemampuan menciptakan hal – hal baru berupa sumbangan ilmu pengetahuan, pembangunan, dan lapangan kehidupan lain yang berharga.[5]

  1. Minat
Minat merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal yang lainnya, dapat pula di manifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.[6]
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (1988), minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena ketergantunganya yang banyak pada factor – factor internal lainya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. [7]
  1. Macam - macam Minat
Karena minat merupakan sesuatu yang abstrak, maka ia sangat berhubungan erat dengan sudut pandang dan cara penggolongannya, misalnya berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arahnya minat, dan berdasarkan cara mendapatkan atau mengungkapkan minat tersebut.  Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan satu persatu beberapa sudut pandang tersebut dan cara penggolongannya. Uraian ini akan dimulai dengan asal timbulnya minat.

Timbulnya minat dapat dibedakan menjadi:
  • Minat primitif, yaitu minat yang timbulnya karena kebutuhan biologis, misalnya kebutuhan akan makan, perasaan enak, nyaman, kebebasan aktifitas, menyalurkan insting seksual dan lain-lain.
  • Minat kulturil, adalah minat yang timbul karena lingkungan, misalnya seperti telah disebutkan diatas, seseorang yang ingin mendapatkan kedudukan yang terhormat dimasyarakat maka akan menumbuhkan keinginan untuk belajar dan berprestasi, karena yang demikian akan menjadi hal yang penting bagi seseorang dilingkungan sosialnya.
Sedangkan  bedasarkan arahnya minat yaitu :
  • Minat intrinsik, adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, dan minat ini dikatakan sebagai minat yang asli atau minat yang medasar didalam diri seseorang. Sebagai contoh seseorang rajin membaca karena memang ia senang bukan karena ingin pujian atau penghargaan dari orang lain.
  • Minat ektrinsik, adalah minat yang menjadi tujuan akhir dari sesuatu yang seseorang inginkan, bila tujuan akhir ini telah tercapai maka ada kemungkinan minat tersebut akan hilang. Contoh dari minat ini adalah misalnya seseorang rajin belajar kerena ingin lulus ujian maka, apabila ia sudah lulus ujian maka minat belajarnya akan turun.
Sedangkan berdasarkan cara mengungkapkannya, minat dapat dibedakan menjadi empat bagian :
  •  Expressed intresets, adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subjek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan, baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan tidak disenangi. Dengan demikian dari jawaban tesebut dapat diketahui minat seseorang.
  •  Manifest interest, adalah minat yang diungkapkan dengan cara observasi atau mengamati secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan subjek atau dengan mengetahui kesenangannya.
  • Tested interest, adalah minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan, nilai yang tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.
  • Inventoried interest, adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat yang sudah distandarisasikan, dimana biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau sesuatu objek yang ditanyakan.[8]

Daftar Pustaka

-         Syah, Muhibbin, M. Ed, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, -PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005
-         Mustaqim, Drs., H., M. Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan,  2010
-         Sobur, Alex, Drs., M.Si, Psikologi Umum,  Pustaka Setia Bandung 2009


[1] . Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Muhibbin Syah. M. Ed, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005. Hal 136
[2] . http://www.psikologizone.com/motivasi-dalam-pendidikan (diambil  tgl  4 - 06 -2011. Pukul 12.40 WIB)
[3] . Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Muhibbin Syah. M. Ed, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005. Hal 135
[4] . Ilmu Jiwa Pendidikan, Drs. H. Mustaqim, M. Pd 2010, hal : 120 - 122
[5] . Psikologi Umum, Drs. Alex Sobur, M.Si, Pustaka Setia Bandung, Hal : 189 -190
[6] . http://pgtk--darunnajah.blogspot.com/2011/04/pengertian-minat.html (di ambil tgl 4 – 06 – 2011, pukul 02.00 WIB )
[7] . Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Muhibbin Syah. M. Ed, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005. Hal 136
[8] . http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2011/04/macam-macam-minat.html (di ambil tgl 4 – 06 – 2011, pukul 01.30 WIB)

0 comments: